Penjelasan Mendalam
1. Tujuan & Nilai yang Ditawarkan
Across Protocol mengatasi masalah ketidakefisienan dalam jembatan lintas-rantai dengan mengutamakan kecepatan, keamanan, dan efisiensi modal. Berbeda dengan jembatan tradisional yang mengunci aset dalam smart contract, Across menggunakan intents—pengguna menentukan hasil yang diinginkan (misalnya, “kirim X ETH ke Arbitrum”), dan relayer bersaing untuk memenuhi permintaan tersebut dalam waktu kurang dari 1 menit (sumber). Cara ini meminimalkan slippage dan mengurangi ketergantungan pada perantara terpusat.
2. Teknologi & Arsitektur
Protokol ini menggabungkan tiga komponen utama:
- Optimistic Oracle (UMA): Sengketa diselesaikan secara trustless melalui oracle terdesentralisasi UMA, yang hanya membutuhkan satu aktor jujur untuk mendeteksi kecurangan.
- Single Liquidity Pool: Dana dikumpulkan di mainnet Ethereum dan secara dinamis diatur ulang antar rantai, sehingga meningkatkan efisiensi modal.
- Relayers: Pihak ketiga yang menyediakan dana di muka untuk menyelesaikan transfer secara instan, dengan penggantian dana yang diverifikasi secara on-chain setelah transaksi selesai.
Arsitektur ini telah memungkinkan volume transfer lebih dari $28 miliar tanpa ada kerugian akibat eksploitasi (sumber).
3. Tokenomik & Tata Kelola
ACX memiliki pasokan tetap sebanyak 1 miliar token, dengan alokasi:
- 52,5% untuk kas DAO (dikendalikan oleh komunitas).
- 25% untuk kemitraan strategis dan pertukaran token UMA.
- 12,5% didistribusikan melalui airdrop kepada pengguna awal dan penyedia likuiditas.
Pemegang token mengatur parameter protokol, termasuk pengaturan biaya dan pembaruan. Namun, adanya tuduhan manipulasi tata kelola baru-baru ini (misalnya, transfer token rahasia kepada orang dalam) menunjukkan risiko terkait transparansi DAO (sumber).
Kesimpulan
Across Protocol menghadirkan pendekatan baru dalam transfer lintas-rantai dengan menggabungkan mekanisme berbasis niat dan keamanan yang sudah teruji. Fokusnya pada kecepatan dan efisiensi modal menjadikannya komponen penting dalam DeFi, namun kontroversi tata kelola menekankan perlunya pengawasan komunitas yang ketat. Apakah keunggulan teknis ACX dapat mengatasi tantangan kepercayaan dalam tata kelola terdesentralisasi?