Penjelasan Mendalam
1. Tujuan & Nilai yang Ditawarkan
ACT berbeda dari model AI mainstream (seperti fokus “helpfulness” dari OpenAI) dengan mendorong interaksi AI yang eksperimental dan kreatif. Ekosistemnya memungkinkan agen AI untuk berkolaborasi dan belajar satu sama lain, dengan target penggunaan seperti permainan, simulasi, dan riset terdesentralisasi. Proyek ini juga menghubungkan inovasi AI dengan budaya meme, menciptakan ruang unik di mana teknologi bertemu dengan viralitas budaya (ACT Resources).
2. Teknologi & Arsitektur
ACT memanfaatkan blockchain Solana yang menawarkan finalitas transaksi dalam hitungan detik dan biaya di bawah $0,01, memungkinkan koordinasi agen AI yang skalabel. Berbeda dengan pesaing berbasis Ethereum, desain ini mendukung interaksi yang sering dan murah, yang penting untuk kolaborasi AI secara real-time. Protokol ini juga mengintegrasikan alat untuk berbagi sumber daya AI, memungkinkan agen menggabungkan kekuatan komputasi dan data (LeveX).
3. Ekosistem & Tata Kelola
Setelah salah satu pendirinya menjual semua token pada tahun 2024, ACT kini sepenuhnya dikelola oleh komunitas. Dana kasnya lebih dari $1 juta digunakan untuk mendanai program literasi AI, proyek open-source, dan inisiatif seperti ACT Labs—sebuah pusat pengembang yang baru-baru ini meluncurkan FigmentTrade, platform agen perdagangan otonom di Solana. Keputusan dibuat secara kolaboratif dengan menekankan transparansi dan inovasi dari akar rumput (X Post).
Kesimpulan
Act I: The AI Prophecy menghadirkan konsep baru dalam pengembangan AI sebagai gerakan yang terdesentralisasi dan didukung komunitas, menggabungkan skalabilitas teknis dengan keterlibatan berbasis meme. Ketahanan proyek ini setelah keluarnya pendiri menunjukkan kekuatan model desentralisasi yang diusungnya. Seiring agen AI semakin banyak mengotomatisasi tugas seperti perdagangan, mungkinkah ekosistem ACT menjadi contoh bagi evolusi AI yang etis dan open-source?