Penjelasan Mendalam
1. Peluncuran AnimeDAO (2025–2026)
Gambaran:
Alokasi Community Cultivation sebesar 13% dari total pasokan akan dialihkan ke kontrol AnimeDAO, memungkinkan pemegang token untuk memberikan suara pada hibah dan inisiatif. Berdasarkan tokenomics, 75% dari token ini akan dibuka secara bertahap setiap bulan selama tiga tahun mulai kuartal keempat 2025.
Arti dari ini:
Ini merupakan kabar positif untuk ANIME karena tata kelola terdesentralisasi dapat menarik pengembang dan kreator, sehingga meningkatkan kegunaan token. Namun, jika peluncuran DAO tertunda atau partisipasi rendah, hal ini bisa memperlambat perkembangan ekosistem.
2. Pembukaan Token Foundation (Bulanan mulai Agustus 2025)
Gambaran:
Alokasi 24,44% dari Animecoin Foundation mulai dibuka setiap bulan sejak Agustus 2025 setelah masa tunggu (cliff) selama 6 bulan. Dana ini ditujukan untuk mempercepat kemitraan, sesuai dengan rencana Domain Expansion.
Arti dari ini:
Ini bersifat netral hingga positif untuk ANIME. Pembukaan token secara strategis dapat mendanai kolaborasi penting di industri anime, seperti integrasi game yang dilakukan oleh GameSquare dengan alokasi dana sebesar $2,5 juta. Namun, risiko tekanan jual berlebih akibat distribusi yang tidak tepat waktu tetap ada.
3. Pembukaan Token Tim/Penasihat (Januari 2026)
Gambaran:
Sebanyak 15,62% dari pasokan ANIME yang dialokasikan untuk kontributor awal akan mulai masa vesting pada Januari 2026 setelah masa tunggu satu tahun.
Arti dari ini:
Ini bisa berdampak negatif untuk ANIME dalam jangka pendek jika pemegang token besar melakukan likuidasi, tetapi keselarasan jangka panjang bergantung pada kelanjutan pengembangan proyek. Memantau aktivitas dompet setelah pembukaan token akan sangat penting.
Kesimpulan
Perjalanan jangka pendek Animecoin sangat bergantung pada keberhasilan peluncuran DAO dan pengelolaan pembukaan token secara efektif. Kemitraan seperti yang dilakukan GameSquare dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan audiens Web2 ke ekosistem ANIME. Apakah tata kelola komunitas ini mampu menarik cukup banyak talenta kreatif untuk mewujudkan visi "culture coin"-nya?