Apa itu Artificial Superintelligence Alliance (FET)

Oleh CMC AI
26 September 2025 08:46PM (UTC+0)

TLDR

Artificial Superintelligence Alliance (FET) adalah sebuah koalisi terdesentralisasi yang menggabungkan teknologi blockchain dan kecerdasan buatan (AI) untuk membangun superintelligence yang etis dan bersifat open-source.

  1. Tujuan: Menggabungkan Fetch.ai, SingularityNET, dan Ocean Protocol untuk mendemokratisasi pengembangan AI.

  2. Teknologi: Mendukung agen otonom, berbagi data terdesentralisasi, dan alat AI lintas rantai.

  3. Tokenomics: FET berfungsi sebagai token untuk tata kelola, pembayaran, dan koordinasi di seluruh ekosistem.

Penjelasan Mendalam

1. Tujuan & Nilai yang Ditawarkan

ASI Alliance bertujuan untuk mendesentralisasi kecerdasan buatan umum (AGI) dan superintelligence (ASI) dengan menggabungkan sumber daya dari Fetch.ai (agen AI), SingularityNET (riset AGI), dan Ocean Protocol (berbagi data). Misi utamanya adalah mencegah pengendalian AI canggih secara terpusat, sehingga memastikan transparansi dan akses yang adil. Proyek-proyek yang dibangun di atas infrastrukturnya meliputi agen otonom untuk perdagangan DeFi, optimasi rantai pasok, dan jaringan komputasi terdesentralisasi melalui CUDOS (ASI Alliance).

2. Teknologi & Arsitektur

Ekosistem ini menyediakan:
- Agen Otonom: Alat AI yang dapat beroperasi sendiri untuk bernegosiasi, berdagang, dan menjalankan tugas (misalnya, mengoptimalkan pasar energi).
- Tumpukan Modular: Komputasi terdesentralisasi (CUDOS), data (Ocean), dan kerangka agen (Fetch.ai).
- Interoperabilitas Lintas Rantai: FET beroperasi secara native di Ethereum, Cardano, dan lainnya, dengan jembatan yang memungkinkan transfer aset secara mulus (Peluncuran di Cardano).

3. Tokenomics & Tata Kelola

FET (yang merupakan rebranding dari AGIX, OCEAN, dan FET) memiliki tiga peran utama:
- Tata Kelola: Voting terdesentralisasi untuk pembaruan protokol dan alokasi sumber daya.
- Pembayaran: Sebagai bahan bakar untuk layanan agen AI dan transaksi data.
- Staking: Mengamankan jaringan melalui model proof-of-stake.
Total pasokan dibatasi hingga 2,71 miliar token, dengan model tata kelola federasi yang menyeimbangkan keputusan di tingkat aliansi dan otonomi anggota.

Kesimpulan

ASI Alliance merupakan eksperimen berani dalam mendesentralisasi masa depan AI, menggabungkan transparansi blockchain dengan teknologi machine learning terkini. Seiring ekosistem ini berkembang, pertanyaan penting yang muncul adalah: Bisakah tata kelola terdesentralisasi berkembang seiring dengan tuntutan teknis dari superintelligence?

CMC AI can make mistakes. Not financial advice.