Penjelasan Mendalam
1. Penipuan Keluar Abacus Market (29 Agustus 2025)
Gambaran:
Abacus Market, platform darknet terbesar di Barat yang menggunakan Bitcoin dan Monero, tiba-tiba menghilang pada akhir Agustus 2025 dengan dugaan penipuan keluar (exit scam). TRM Labs mengonfirmasi adanya penghentian infrastruktur secara sengaja, dengan transaksi ilegal XMR/BTC senilai $300–400 juta terdampak.
Maknanya:
Ini merupakan kabar negatif bagi Monero karena runtuhnya platform darknet besar meningkatkan risiko regulasi. Namun, harga XMR tetap bertahan di $268,42 (+8,91%) setelah berita tersebut, menunjukkan ketahanan di kalangan pendukung privasi. (Weex)
2. Pengambilalihan 51% Hashrate oleh Qubic (12 Agustus 2025)
Gambaran:
Kolam penambangan Qubic menguasai 51% hashrate Monero dengan menggunakan insentif konversi keuntungan, menyebabkan harga XMR turun 25%. Kraken menangguhkan deposit pada 18 Agustus karena reorganisasi rantai dan blok yang terbuang (orphaned blocks).
Maknanya:
Ini berdampak netral hingga negatif dalam jangka pendek, mengungkap risiko sentralisasi, namun juga menyoroti nilai ekonomi Monero. Jaringan sempat memproses 80% blok melalui Qubic, tetapi harga XMR pulih ke $265 setelah penurunan. (Yahoo Finance)
3. Penutupan Pasar Archetyp (28 Agustus 2025)
Gambaran:
Europol membongkar Archetyp, pasar darknet dengan transaksi Monero senilai $287 juta, dan menangkap para pengelolanya. TRM Labs mencatat lonjakan volume XMR sebesar 15% saat para penjual beralih ke aplikasi terenkripsi seperti Telegram.
Maknanya:
Ini berdampak netral dalam jangka panjang – meskipun penegakan hukum mengganggu penggunaan darknet, peran Monero dalam pasar peer-to-peer tetap kuat. Pangsa transaksi ilegal XMR pada 2025 naik 25% secara tahunan meski ada tindakan keras. (Weex)
Kesimpulan
Monero menghadapi tekanan ganda: permintaan privasi keuangan yang meningkat versus risiko regulasi dan sentralisasi penambangan. Meskipun gejolak darknet dan volatilitas hashrate mempengaruhi sentimen, rentang perdagangan XMR di $268–$295 sejak Agustus menunjukkan stabilitas dasar. Akankah pembaruan protokol Monero berikutnya mampu mengimbangi semakin banyaknya delisting di bursa?