Penjelasan Mendalam
1. Ontology Perkuat Dorongan Identitas Terdesentralisasi (21 Agustus 2025)
Gambaran Umum: Kampanye media sosial Ontology Network pada Agustus 2025 menekankan solusi identitas terdesentralisasi menggunakan ONT ID, dengan ONG sebagai token utilitas untuk mengamankan data pengguna dalam ekosistem Web3 yang didukung AI. Kemitraan konten komunitas terbaru dengan Orange Protocol dan ONTO Wallet bertujuan memperluas penggunaan di dunia nyata.
Maknanya: Ini memperkuat peran ONG dalam aplikasi yang fokus pada privasi, berpotensi menarik pengembang yang membangun sistem verifikasi identitas. Namun, metrik adopsi dan aktivitas jaringan tetap menjadi kunci untuk menjaga permintaan. (Ontology Network)
2. Exodus Hentikan Dukungan Staking ONG (13 Juli 2025)
Gambaran Umum: Exodus Wallet menghentikan staking ONG pada 13 Juli 2025, memaksa pengguna untuk memindahkan aset ke alternatif seperti ONTO Wallet. Langkah ini mengikuti perubahan roadmap Ontology yang fokus pada infrastruktur kelas perusahaan daripada produk staking untuk ritel.
Maknanya: Meskipun sejalan dengan tujuan jangka panjang institusional, perubahan ini menimbulkan tekanan jual jangka pendek – harga ONG turun 6,9% dalam minggu setelah pengumuman. Risiko likuiditas tetap ada sampai proses migrasi selesai. (Kanalcoin)
3. EXMO Hapus Pasangan Perdagangan ONG (7 Mei 2025)
Gambaran Umum: EXMO menghapus perdagangan ONG/BTC pada 7 Mei 2025 karena likuiditas rendah, mengikuti penghapusan serupa pada 2024. Pengguna diberi waktu hingga 7 Mei untuk menarik aset, sehingga mengurangi pasar yang dapat diakses oleh trader ritel.
Maknanya: Keluar dari beberapa bursa mengurangi aksesibilitas perdagangan ONG, meskipun volume perdagangan saat ini (4,64%) menunjukkan likuiditas sedang di platform yang tersisa. Pemantauan tren volume tetap penting. (EXMO)
Kesimpulan
ONG menghadapi sinyal yang bertentangan – momentum positif dari adopsi teknologi identitas versus tekanan negatif dari berkurangnya dukungan staking dan bursa. Apakah kemitraan enterprise Ontology dapat mengimbangi penurunan likuiditas ritel yang terlihat sejak kuartal kedua 2025?