Penjelasan Mendalam
1. Peristiwa Halving (Dampak Bullish)
Gambaran: Halving kedua Qtum pada 1 Desember 2025 akan mengurangi hadiah blok dari 0,5 menjadi 0,25 QTUM. Halving sebelumnya pada 2021 menunjukkan kenaikan harga setelah peristiwa tersebut karena pengurangan pasokan berbarengan dengan permintaan yang stabil. Minat terbuka derivatif baru-baru ini melonjak hingga $40 juta, menandakan antisipasi dari para trader (CCN).
Arti dari ini: Tekanan jual dari penambang yang berkurang bisa mendorong harga naik jika aktivitas jaringan (misalnya staking, aplikasi terdesentralisasi) meningkat. Namun, penurunan harga QTUM sebesar 24,8% dalam 30 hari terakhir mencerminkan skeptisisme terhadap kemampuan permintaan untuk mengikuti pengurangan pasokan.
2. Stablecoin Asli (Dampak Campuran)
Gambaran: Qtum berencana meluncurkan stablecoin asli yang dipatok pada aset fiat, dengan tujuan meningkatkan likuiditas DeFi dan menarik pengguna institusional. Pendiri Patrick Dai menyatakan ini sebagai respons terhadap ketergantungan pada stablecoin jembatan seperti USDT (CoinMarketCap).
Arti dari ini: Keberhasilan bergantung pada adopsi dibandingkan dengan pemain besar seperti USDC. Peluncuran yang dilakukan dengan baik dapat meningkatkan utilitas QTUM (positif), namun pengawasan regulasi atau integrasi yang buruk bisa mengurangi dampaknya.
3. Listing Bursa & Staking (Dampak Bearish/Campuran)
Gambaran: EXMO menghapus listing QTUM/BTC pada Maret 2025, mengurangi likuiditas. Namun, staking tetap kuat—40.000 QTUM yang dicetak sebagai hadiah bulanan mendorong pemegang untuk bertahan. Staking delegasi hanya membutuhkan 500 QTUM (~Rp16 juta dengan harga saat ini), sehingga menurunkan hambatan masuk (Qtum tweet).
Arti dari ini: Penghapusan listing berisiko memecah likuiditas, tetapi APY staking sebesar 5–10% dapat mengimbangi tekanan jual. Perhatikan perubahan pasokan yang beredar (saat ini 105,8 juta QTUM) sebagai indikator sentimen pasar.
Kesimpulan
Halving Qtum pada Desember dan inisiatif stablecoin menawarkan potensi kenaikan, namun tantangan makroekonomi dan persaingan dari Ethereum serta Solana menjadi risiko. Volatilitas jangka pendek kemungkinan besar terjadi saat trader menimbang pengurangan pasokan dengan aktivitas pengembang QTUM yang tertinggal.
Pertanyaan utama: Apakah peluncuran stablecoin akan menjadi katalis pertumbuhan DeFi yang signifikan, atau QTUM akan tetap tertutupi oleh Layer 1 yang lebih besar?