Analisis Mendalam
1. Risiko Makroekonomi (Dampak Bearish)
Gambaran: Pasar bersiap menghadapi kemungkinan penutupan pemerintah AS mulai 1 Oktober 2025, yang dapat menunda persetujuan ETF kripto dan kejelasan regulasi (TokenPost).
Arti bagi pasar: Ketidakpastian ini biasanya membuat modal mengalir ke Bitcoin sebagai “safe haven” atau tempat aman, sehingga menekan altcoin seperti UNI. Volume perdagangan spot turun 34,95% secara sektor, memperparah penurunan UNI.
Yang perlu diperhatikan: Penyelesaian pembicaraan anggaran AS – jika penutupan pemerintah berlanjut melewati 5 Oktober, sentimen risiko akan tetap tinggi.
2. Penolakan Teknis pada SMA Kunci (Dampak Bearish)
Gambaran: UNI menghadapi resistensi pada SMA 30 hari di $8,81, level yang belum berhasil ditutup di atasnya sejak 10 September.
Arti bagi pasar: Kegagalan berulang menembus level ini menunjukkan lemahnya keyakinan bullish. Indeks RSI (40,77) belum menunjukkan sinyal jenuh jual, sementara MACD (-0,419) tetap bearish meski ada sedikit kenaikan pada histogram.
Level penting: Penutupan di atas $8,50 dapat membatalkan tren turun; jika turun di bawah $7,77 (SMA 200 hari), risiko koreksi lebih dalam meningkat.
3. Adopsi DeFi oleh Institusi (Dampak Bullish)
Gambaran: Société Générale meluncurkan stablecoin EURCV/USDCV yang diatur secara resmi di Uniswap dan Morpho (Crypto.News).
Arti bagi pasar: Meskipun ini berita positif jangka panjang, peluncuran ini bertepatan dengan aksi ambil untung setelah UNI naik 6,09% dalam seminggu. Token DeFi sering mengalami reaksi “jual berita” saat tekanan makro meningkat.
Kesimpulan
Penurunan UNI mencerminkan kehati-hatian di seluruh sektor menjelang tenggat fiskal AS dan aksi ambil untung teknis, yang sebagian tertahan oleh momentum adopsi DeFi institusional. Pantauan utama: Apakah UNI bisa bertahan di level dukungan $7,77 jika Bitcoin mengalami konsolidasi? Perhatikan perkembangan penutupan pemerintah dan sinyal divergensi RSI UNI per jam.