NEM, sebuah platform blockchain yang diluncurkan pada Maret 2015, menonjol dengan pendekatannya yang unik dalam menyelesaikan ketidakefisienan yang ditemukan pada teknologi blockchain sebelumnya. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah mekanisme konsensus Proof of Importance (POI). Berbeda dengan Proof of Work (PoW) atau Proof of Stake (PoS), POI mempertimbangkan jumlah XEM yang dimiliki pengguna, jumlah transaksi yang dilakukan, dan aktivitas keseluruhan jaringan. Metode ini mendorong partisipasi aktif dan mencegah konsentrasi kekayaan, membuat jaringan lebih demokratis dan aman.
Blockchain NEM beroperasi dengan fokus pada efisiensi dan skalabilitas, menjadikannya solusi menarik bagi bisnis dan pengembang. Ini menggabungkan beberapa fitur canggih seperti token yang didefinisikan pengguna, yang dikenal sebagai mosaics, namespaces untuk mengorganisir aset, dan akun multisignature untuk keamanan yang lebih baik. Selain itu, NEM menggunakan sistem reputasi P2P berdasarkan EigenTrust++, yang membantu menjaga kepercayaan dan keandalan dalam jaringan.
Keamanan adalah perhatian utama bagi setiap blockchain, dan NEM mengatasi ini melalui arsitektur dan mekanisme konsensusnya. Sistem POI secara inheren mengurangi risiko serangan dengan memastikan bahwa hanya mereka yang memiliki kepentingan dalam kesehatan jaringan yang dapat mempengaruhinya secara signifikan. Ini menghalangi aktor jahat yang mungkin mencoba memanipulasi blockchain untuk keuntungan pribadi. Selain itu, penggunaan akun multisignature menambahkan lapisan perlindungan ekstra, memerlukan beberapa persetujuan untuk transaksi, yang mengurangi risiko tindakan tidak sah.
Teknologi NEM juga mencakup decoder dengan kompleksitas rendah dan penggunaan sistem nanoelektromekanis (NEMS), yang berkontribusi pada efisiensi dan skalabilitasnya. Fitur-fitur ini memungkinkan blockchain menangani volume transaksi yang tinggi dengan latensi minimal, menjadikannya cocok untuk berbagai aplikasi, mulai dari layanan keuangan hingga manajemen rantai pasokan.
Klien platform, NIS (NEM Infrastructure Server), ditulis dalam bahasa Java, memastikan kekokohan dan kompatibilitas dengan berbagai sistem. Pilihan bahasa pemrograman ini juga memfasilitasi integrasi dan pengembangan yang lebih mudah bagi bisnis yang ingin memanfaatkan kemampuan NEM.
Pada Desember 2021, NEM mengalami transformasi signifikan dengan hard fork Harlock. Peristiwa ini menandai era baru bagi platform, didorong oleh komunitas ahli dan penggemar cryptocurrency. Hard fork ini bertujuan untuk merevitalisasi NEM, memposisikannya sebagai platform pembayaran terdepan untuk konten media on-chain dan off-chain. Evolusi ini mencerminkan komitmen komunitas terhadap inovasi dan adaptasi terhadap lanskap teknologi blockchain yang terus berubah.
Komunitas global NEM memainkan peran penting dalam ekosistemnya. Di Jepang, misalnya, NEM telah menemukan kegunaan dalam berbagai aplikasi media sosial seperti nemgraph, alternatif yang digerakkan oleh komunitas untuk Instagram. Ini menunjukkan fleksibilitas platform dan potensinya untuk mendukung berbagai kasus penggunaan di luar transaksi keuangan tradisional.
Kombinasi fitur canggih, mekanisme konsensus yang kuat, dan fokus pada efisiensi dan skalabilitas membuat NEM menjadi platform blockchain yang menarik. Kemampuannya untuk beradaptasi dan berkembang, seperti yang dibuktikan oleh hard fork Harlock, memastikan bahwa NEM tetap relevan dan mampu memenuhi kebutuhan penggunanya.